1 Apr 2012

Anatomi, Racun dan Manfaat Serangga Tomcat.

Pengertian, Definisi, dan Anatomi Serangga Tomcat.

Semut Semai atau Serangga Tomcat (nama ilmiah: Paederus littoralis), disebut pula Kumbang Rove (Rove Beetle) atau dengan nama daerah Semut Kayap atau Charlie di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap ("sayap berlapis") yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang yang sebenarnya). Serangga ini termasuk kelompok serangga kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan Mahluk Hidup di Bumi, 200 juta tahun lalu.

Serangga Tomcat.

Anatomi

Seperti bisa diduga untuk suatu keluarga kumbang yang besar, terdapat variasi besar di antara spesies ini. Ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat seperti telur. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen (perut) dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam pandangan sekilas ia lebih menyerupai semut. Apabila merasa terganggu atau terancam, maka kumbang ini akan menaikkan bagian abdomen agar ia terlihat seperti kalajengking untuk menakut-nakuti musuhnya.

Sekilas Serangga Tomcat

Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secaraotomatis bila bersentuhan atau bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, ataupun benda-benda lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra
Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai 'aederin' (C24H43O9N) Jika sudah terkena dermatitis, segera bersihkan seprei, sapu tangan, handuk, pakaian maupun benda-benda yang disinyalir terkena racun tomcat. Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjungtivitas dan penyakit kulit yang parah yang dikenali sebagai 'dermatitis linearis', 'aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis'. Kalau melihat Tomcat hinggap di tangan, jangan dipencet atau dibunuh seperti mematikan nyamuk ataupun serangga kecil lainnya. Sebaiknya Tomcat ditiup hingga pergi, atau diambil dengan hati-hati menggunakan alat atau tangan yang ditutupi plastik dan dibuang ke tempat yang aman. Setelah itu cuci tangan dengan sabun dan ulangi lagi. Kalau bisa semprot serangga itu dengan racun serangga dan disingkirkan tanpa harus menyentuhnya secara langsung.

 

Waspada, Racun Tomcat 15 Kali Lebih Berbahaya Daripada Bisa Kobra


Meski Kumbang tomcat tidak menggigit atau menyengat, namun cairan yang dikeluarkannya bila terkena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis).
Oleh karena itu gejala ini populer disebut Paederus dermatitis. Gejala ini mumcul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat pederin yang bersifat racun. "Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra," kata Guru Besar Entomologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, M.Sc kepada Tempo Selasa 20 Maret 2012.
Belakangan ini diketahui bahwa produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina. Pederin bersirkulasi dalam darah kumbang, sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya (telur, larva, pupa, dan kumbang).
Namun demikian, Aunu melanjutkan, kumbang betina yang mengandung bakteri akan menghasilkan pederin yang lebih banyak dibandingkan kumbang yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion.
Serangga Tomcat menyerang warga komplek apartemen di Surabaya. Kemungkinan pemukiman itu dibangun di lokasi perkembangbiakan binatang ini. Populasi kumbang meningkat menjelang berakhirnya musim hujan. "Sebelumnya masih dalam stadia larva dan pupa," kata Aunu. Pada saat bersamaan dengan musim panen, sehingga kumbang tomcat berterbangan dan bergerak menuju sumber cahaya di pemukiman.

Meski Bahaya, Tomcat Bermanfaat Bagi Pertanian

Meski bukan hal baru, namun banyak masyarakat yang merasa khawatir terserang penyakit yang ditimbulkan dari cairan asam dan beracun dari tubuh serangga tomcat. Apalagi, akhir-akhir ini media massa terus memberitakan serangga berukuran kecil itu. Menyikapi hal tersebut, kepala Badan Pengelolaan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan, Ir H Dodi Nurochmattudin MP, ambil bicara.
Menurutnya, serangga tomcat bukan merupakan hal baru karena sudah ada sejak zaman dahulu. Sama seperti lebah, tomcat juga dikenal sebagai serangga yang memiliki kemampuan untuk memindahkan racun ke tubuh manusia. “Tomcat itu sudah ada sejak lama, tidak perlu dibesar-besarkan hingga memancing kekhawatiran yang berlebihan di kalangan masyarakat,” .

Ditambahkan Dosi, maraknya serangan serangga tomcat yang memiliki nama latin Paederus Fuscipes, merupakan sebuah imbas dari keseimbangan alam yang mulai terganggu. Seperti halnya serangan ulat bulu beberapa waktu lalu, yang timbul karena populasi burung mulai menurun. Dalam hal ini, serangan tomcat disebabkan mulai berkurangnya lahan pertanian. Padahal, kata dia, sebenarnya tomcat menguntungkan petani karena menjadi predator hama wereng.
“Tomcat itu predator (pemakan, red) hama wereng dan telur-telur serangga. Oleh karenanya, habitat tomcat adalah lahan pertanian atau perkebunan. Menurut saya tomcat dapat bermanfaat bagi sektor pertanian jika serangga kecil ini dikembangkan oleh pusat penelitian tertentu,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga Kuningan, Adelya, mengatakan dirinya mengaku sangat risau dengan kehadiran serangga tomcat yang dikenal suka menyerang manusia dengan racunnya. “Setelah mendengar dan melihat serangga tomcat di berbagai media akhir-akhir ini, saya menjadi sangat takut menjadi korban serangan tomcat,” katanya.

Sumber: http://id.wikipedia.org
             KOMPAS.com





Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Chabbs 69 | Bloggerized by Tyo Fadill - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons