MEKANIKA KUANTUM
Peradaban manusia minimal mengenal tiga jenis mekanika, yaitu:
Mekanika Newtonian - dikembangkan Newton berdasarkan data percobaan dan pemikiran Galileo Galilei tentang gerak benda, pemikiran Copernicus tentang gerak revolusi planet-planet terhadap matahari (selanjutnya dikembangkan Keppler menjadi tiga hukumnya mengenai gerak planet mengelilingi matahari), dan data perbintangan Thyco Brahe (Newton melakukan kecurangan dengan mencuri data ini tanpa persetujuan pihak Thyco Brahe).
Mekanika Relativistik - dikembangkan oleh Einstein lewat Teori Relativitas Khusus dan Umum, terutama berdasarkan Relativitas Khusus. Intinya besaran-besaran fisis seperti waktu, panjang, dan massa adalah besaran relatif tergantung kecepatan pengamat dan yang diamati (tentu pengecualian ditujukan untuk kecepatan cahaya yang konstan tak tergantung pengamat)
Mekanika Kuantum - dikembangkan oleh kumpulan ilmuwan paling cemerlang abad dua puluh (dimulai akhir abad 19) seperti Schrodinger, Planck, Heisenberg, Bohr, dan Broglie (ada kemungkinan Einstein ikut mengembangkannya dengan mengajukan tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh mekanika kuantum). Mekanika Kuantum adalah proyek fisika teoretis paling ambisius dengan tujuan akhir menggabungkan semua hukum fisika dalam satu teori tunggal. (General Unified Theory - Theory of Everything).
Apa yang dikatakan mekanika kuantum tentang ruang-waktu ? Mekanika Kuantum adalah sebuah teori ajaib sepanjang masa (mungkin sebentar lagi rekornya akan diambil alih oleh Wolfram dengan teori digital universenya). Mekanika Kuantum menyatakan
1. Tak ada realitas selama hal itu belum diukur.
2. Tidak ada pengukuran yang dapat menghasilkan nilai yang pasti karena hukum fisika melarang hal ini. Heisenberg merumuskannya dengan elegan dalam asas ketidakpastian Heisenberg.
3. Segala-galanya adalah fungsi probabilitas. Anda boleh menyatakan sebuah mobil mungkin adalah sebuah motor atau rumah atau makhluk hidup, pokoknya terserah anda. Tapi anda bertanggung jawab terhadap tingkat kemungkinan sebuah mobil adalah motor atau rumah atau makhluk hidup. Hal ini dirumuskan oleh Schrodinger dalam fungsi gelombang Schrodinger.
4. Linguistik manusia telah menipu manusia dalam mempelajari hukum alam. Definisi tentang partikel, gelombang, massa, dan energi misalnya ternyata bukanlah besaran fisis sebenarnya melainkan hanyalah kamuflase fisis. Broglie menyatakan partikel dapat dipandang sebagai gelombang tergantung momentumnya (namun hal sebaliknya belum tentu benar, kecuali untuk gelombang cahaya yang dapat dipandang sebagai gelombang maupun partikel), Einstein menyatakan massa dapat dipandang sebagai energi dan sebaliknya (E=mc2 - diturunkan dari relativitas khusus). Ini sulit dijelaskan, pokoknya massa dan energi adalah kamuflase terhadap besaran fisis yang lebih fundamental
5. Ada kemungkinan besaran-besaran fisis adalah besaran diskrit bukan kontinu. Pemecahan terhadap fungsi gelombang Schrodinger membolehkan kita memandang alam semesta sebagai parameter ruang-waktu diskrit.
Kucing Schrodinger
Temen2 pernah mendengar tentang “kucing Schrodinger”? kayaknya buat temen2 yang seneng sama Fisika tentunya kisah tentang “kucing Schrodinger” ini udah ngga asing lagi. Tapi, sebetulnya apa sih “kucing Schrodinger” itu? Trus bagaimana ceritanya bisa sampai ada istilah itu?
Sebenarnya, apa yang dinyatakan sebagai “kucing Schrodinger” itu adalah suatu konsep mengenai kemungkinan/probabilitas kejadian. Karena pada dasarnya mekanika kuantum banyak berhubungan dengan atom, maka lebih banyak penelitian di bidang ini berkaitan dengan masalah atom dan aktivitasnya.
Dalam kasus ini, atom sangat sulit untuk diperiksa secara detail; dan memeriksa atom erat kaitannya dengan usaha untuk “mendapatkan kepastian” mengenai sifatnya. Schrodinger mengandaikan bahwa sesuatu itu harus dipastikan secara langsung dengan melihat. Maka, muncullah konsep “Kucing Schrodinger”.
Konsep dasarnya kira-kira begini:
Seekor kucing dimasukkan ke dalam tabung(terkunci) yang di dalamnya diletakkan sebotol sianida (atau boleh juga ikan asin beracun). Kemudian, kita tinggalkan tabung itu selama satu jam. Pertanyaannya: apakah kucingnya masih hidup?
Jika kita berpikir bahwa kucing itu tidak memakan sianida (atau ikan asin) yang disediakan, dia mungkin masih hidup. Tetapi, siapa yang tahu kalau dia sudah makan racun tersebut? Jadi, kita harus membuka tabung tersebut dan melihat: “Oh kucingnya sudah mati,” atau “Kucingnya masih hidup”.
Kepastian ini didapat setelah tabung dibuka. Sebelum tabung dibuka, maka kita memiliki dua kemungkinan: “masih hidup” atau “sudah mati”. Sehingga, seolah-olah ada dua “dunia kejadian”, yaitu “masih hidup” dan “sudah mati”.
Efek ini disebut “superimposisi kenyataan”. Jadi, kesannya seolah – olah ada dua kenyataan, padahal jika kita buka tabung berisi kucing tadi, hanya akan ada dua pilihan: “sudah mati” atau “masih hidup”.
Naah, karena kesannya ada dua hal yang belum pasti, makanya disebut sebagai “superimposisi kenyataan” atau “ada dua kenyataan yang bisa
terjadi”. Karena keduanya MUNGKIN terjadi, maka diandaikanlah ada DUA dunia yang masing masing mewakili konsep “sudah mati” atau “masih
hidup”. Makanya, seolah-olah ada dunia paralel dalam “kisah kucing” kita ini. Dengan kata lain, menurut Schrodinger, segala sesuatu harus dibuktikan dengan “ad aculos” (di depan mata).
Konon, Einstein pernah bilang, “Apakah bulan itu ada jika tidak kita lihat, atau dia hanya ada jika kita melihatnya?” Ini bukan pertanyaan ngawur, tetapi ia menekankan betapa pentingnya observasi untuk membuktikan suatu kepastian—setiap saat. Soalnya, kita mana tahu bulan itu masih utuh hari ini? Mungkin saja sudah lenyap betulan tadi pagi? Baru deh, di malam hari kita lihat bulan dan bilang “Oh, bulan itu ada.”
Jadi, “Kucing Schrodinger” itu menjelaskan mengenai kemungkinan “YA” atau “TIDAK” yang paralel, selama kita BELUM melihatnya/ menelitinya secara langsung.
Jangan-jangan ini seperti film MATRIX, yaitu dunia adalah kenyataan buatan yang dipersepsikan melalui indra. Kita kan tidak tahu, kalau- kalau indra kita ditipu… He-he-he-he-he….
Penulis dapet lagi gambar dari Abstruse Goose tentang kucing Schrodinger ini, ada dua versi nih..
check it out..
Schrödinger’s Infinitesimal Miscalculation – Part 1
Sebenarnya, apa yang dinyatakan sebagai “kucing Schrodinger” itu adalah suatu konsep mengenai kemungkinan/probabilitas kejadian. Karena pada dasarnya mekanika kuantum banyak berhubungan dengan atom, maka lebih banyak penelitian di bidang ini berkaitan dengan masalah atom dan aktivitasnya.
Dalam kasus ini, atom sangat sulit untuk diperiksa secara detail; dan memeriksa atom erat kaitannya dengan usaha untuk “mendapatkan kepastian” mengenai sifatnya. Schrodinger mengandaikan bahwa sesuatu itu harus dipastikan secara langsung dengan melihat. Maka, muncullah konsep “Kucing Schrodinger”.
Konsep dasarnya kira-kira begini:
Seekor kucing dimasukkan ke dalam tabung(terkunci) yang di dalamnya diletakkan sebotol sianida (atau boleh juga ikan asin beracun). Kemudian, kita tinggalkan tabung itu selama satu jam. Pertanyaannya: apakah kucingnya masih hidup?
Jika kita berpikir bahwa kucing itu tidak memakan sianida (atau ikan asin) yang disediakan, dia mungkin masih hidup. Tetapi, siapa yang tahu kalau dia sudah makan racun tersebut? Jadi, kita harus membuka tabung tersebut dan melihat: “Oh kucingnya sudah mati,” atau “Kucingnya masih hidup”.
Kepastian ini didapat setelah tabung dibuka. Sebelum tabung dibuka, maka kita memiliki dua kemungkinan: “masih hidup” atau “sudah mati”. Sehingga, seolah-olah ada dua “dunia kejadian”, yaitu “masih hidup” dan “sudah mati”.
Efek ini disebut “superimposisi kenyataan”. Jadi, kesannya seolah – olah ada dua kenyataan, padahal jika kita buka tabung berisi kucing tadi, hanya akan ada dua pilihan: “sudah mati” atau “masih hidup”.
Naah, karena kesannya ada dua hal yang belum pasti, makanya disebut sebagai “superimposisi kenyataan” atau “ada dua kenyataan yang bisa
terjadi”. Karena keduanya MUNGKIN terjadi, maka diandaikanlah ada DUA dunia yang masing masing mewakili konsep “sudah mati” atau “masih
hidup”. Makanya, seolah-olah ada dunia paralel dalam “kisah kucing” kita ini. Dengan kata lain, menurut Schrodinger, segala sesuatu harus dibuktikan dengan “ad aculos” (di depan mata).
Konon, Einstein pernah bilang, “Apakah bulan itu ada jika tidak kita lihat, atau dia hanya ada jika kita melihatnya?” Ini bukan pertanyaan ngawur, tetapi ia menekankan betapa pentingnya observasi untuk membuktikan suatu kepastian—setiap saat. Soalnya, kita mana tahu bulan itu masih utuh hari ini? Mungkin saja sudah lenyap betulan tadi pagi? Baru deh, di malam hari kita lihat bulan dan bilang “Oh, bulan itu ada.”
Jadi, “Kucing Schrodinger” itu menjelaskan mengenai kemungkinan “YA” atau “TIDAK” yang paralel, selama kita BELUM melihatnya/ menelitinya secara langsung.
Jangan-jangan ini seperti film MATRIX, yaitu dunia adalah kenyataan buatan yang dipersepsikan melalui indra. Kita kan tidak tahu, kalau- kalau indra kita ditipu… He-he-he-he-he….
Penulis dapet lagi gambar dari Abstruse Goose tentang kucing Schrodinger ini, ada dua versi nih..
check it out..