13 Feb 2011

Radioterapi

Radioterapi

Ini adalah salah satu penerapan fisika yang saya sukai, ternyata fisika dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit lho, salah satunya kanker. Perkembangan dalam bidang ini biasanya disebut dengan fisika medis.

Radioterapi adalah sebuah teknik terapi bagi para penderita kanker yang cukup populer. Radioterapi telah mengalami teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini. Indonesia mengenal adanya radioterapi sudah cukup lama dengan didirikannya fasilitas radioterapi di RSCM. Sampai saat ini, tersedia beberapa pusat radioterapi yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan sebagian besar terpusat di pulau jawa. Dengan perhitungan matematis apakah sudah cukup fasilitas yang ada dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa?

Kembali ke pokok bahasan, radioterapi adalah secara harfiah adalah melakukan sebuah terapi kanker atau tumor dengan sebuah radiasi. Radiasi yang dimanfaatkan pada terapi ini adalah radiasi pengion, yang mempunyai sifat daya rusak terhadap sel makhluk hidup. Dengan daya rusak sel inilah, radiasi pengion dimanfaatkan untuk membunuh sel kanker. Tentunya ada sebuah pertanyaan bagaimana dengan sel jaringan normal ? Ya tentu saja sel di jaringan normal mati juga, namun dari sebuah konsep radiobiologi, respon sel kanker dan normal mempunyai respon yang berbeda terhadap radiasi pengion ini yang dikenal dengan therapeutic ratio. Dengan hasil penelitian inilah, logika pemanfaatan radioterapi menjadi berkembang menjadi teknologi canggih dengan aksesoris yang rumit.

Dalam perkembangannya, teknik radioterapi mengalami teknik radiasi ” pisang goreng” dalam artinya sumber radiasinya tetap dan pasienya yang disesuaikan. Dengan penalaran yang logis akhirnya didesainlah sebuah perangkat pesawat teleterapi dengan teknik pasien tetap dan sumber radiasi yang disesuaikan terhadap pasien. Dengan perkembangan teknologi yang semakin mapan berkembang teknik radioterapi juga berkembang dari konvesional, 3D conformal, IMRT, IGRT, dan teknik dengan desain sumber radiasi yang cukup spektakuler seperti tomoterapi.

Apa sebenarnya yang dibisa dilihat dari perkembangan teknik radioterapi ini? Teknik konvensional ke 3D CRT adalah mengubah pandangan dari teknik radiasi konvensional anterior posterior atau box system yang setidaknya perhitunganya dapat dihitung dengan tangan mejadi keharusan menggunakan fasilitas komputer untuk menghitung dosis radiasi sebelum dilakukan penyinaran pasien. Teknik 3D CRT memdesain sedemikian hingga dosis membentuk distrubusi dosis mengikuti kontur tumor target. Tentu saja perhitungan manual sangat sulit memprediksi ini.

Sekarang sudah menjadi program IAEA yaitu transisi 3D CRT ke Intensity Modulation Radiation Therapy (IMRT), walaupun teknik IMRT sudah diperkenalkan penggunaanya pada tahun 90-an. Apa yang dikembangkan dari teknik ini? IMRT adalah membuat sebuah konsep yang tadinya kita membuat perencanaan berkas radiasi dari beberapa lapangan dan dapat dihitung distribusi dosisnya dibalik menjadi kita menentukan telebih dahulu dosis target dan organ at risk (OAR)-nya kemudian dihitung balik berapakah intensitas radiasi yang harus diberikan pada masing-masing segmen target radiasi yang dikenal dengan invers planning.

Akuratkah perhitungan yang dilakukan dengan komputer? Kita mempercayai bahwa komputer dengan algoritmanya mengeksekusi perintah yang diberikan adalah benar. Namun seperti halnya dalam sebuah pengadilan, vonis benar atau salah haruslah adalah sebuah saksi atau bukti. Oleh karena itu, bergunalah para fisikawan dan ilmuwan mendesain ionization chamber yang dapat menunjukkan berapakah dosis radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Hasil pengukuran dengan instrumen IC dan alat pencacahnya menjadi sebuah saksi dan bukti kebenaran sebuah ekseskusi program komputer.

Dilihat dari semua di atas, peranan para fisikawan dan ilmuwan lain yang mendedikasikan dirinya untuk membangun radioterapi yang aman sangat besar. Aman dalam artian adalah membuat sebuah tatalaksana terapi dengan radiasi dengan tingkat akurasi yang tinggi dan sebisa mungkin menghidari dosis berlebih di jaringan normal dan jaringan/organ beresiko. Para ilmuwan telah berusaha membuat sebuah perangkat, teknik, dan perhitungan dosis yang akurat untuk mencapai tujuan aman.
TUJUAN TERAPI RADIASI
Tujuan radiasi secara umum terbagi dua yaitu:

  • Radioterapi Definitif
  • Radioterapi Paliatif
Radioterapi Definitif adalah bentuk pengobatan yang ditujukan untuk kemungkinan survive setelah pengobatan yang adekuat, bahkan juga bila kemungkinan survive itu rendah, contoh pada tumor-tumor dengan T4 pada tumor kepala dan leher, pada pasien kanker paru dan kanker serviks stadium FIGO III b atau bahkan IV a.
Radioterapi Paliatif adalah bentuk pengobatan dimana tidak ada lagi harapan untuk hidup pasien untuk jangka panjang. Keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien yang harus dihilangkan merupakan bentuk pengobatan yang diberikan. Tujuan pengobatan paliatif dengan demikian untuk menjaga kualitas hidup pasien di sisa hidupnya dengan menghilangkan keluhan dan gejala, sehingga pasien hidup dengan lebih nyaman.
Kombinasi pemberian radioterapi juga dapat berbentuk:

  • Radioterapi saja
  • Radiasi preoperasi
  • Radiasi postoperasi
  • Kombinasi Kemoradiasi
  • Radiasi intra/peri operatif
Radioterapi saja adalah bentuk pengobatan dengan radiasi saja sejak dari awal sampai akhir. Pada pelaksanaannya teknik radiasi menggabungkan berbagai teknik radiasi dengan tujuan untuk menjaga jaringan sehat dari efek buruk radiasi.
Radiasi preoperasi adalah bentuk pengobatan radiasi yan mendahului tindakan operasi, tujuan utama adalah untuk meningkatkan resektabilitas dari tumor, oleh karena dengan radiasi tumor akan mengecil, batas-batas menjadi jelas dan tegas sehingga operasi lebih mudah dilakukan, tujuan kedua adalah untuk mengurangi kemungkinan metastase jauh akibat tindakan operasi, oleh karena sel-sel yang terkena radiasi sudah tidak mempunyai kemampuan untuk hidup di tempat lain, bila sel ini terlepas dan masuk pembuluh darah pada saat tindakan operasi.
Radiasi postoperasi adalah pengobatan adjuvant yang dilakukan setelah tindakan operasi. Radiasi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kekambuhan lokal yang disebabkan oleh adanya resiko terjadinya kambuh lokal berupa:
  • Adanya residu tumor setelah operasi, baik gross residu, mikroskopik residu, tepi sayatan tidak bebas tumor, kelenjar getah bening regional yang positif mengandung anak sebar tumor, secarta histologi berdiferensiasi buruk, atau bentuk histologi yang angka kekambuhannya tinggi, contoh adenokarsinoma atau adenoskuamosa.
  • Tumor-tumor yang kemungkinan kambuh sangat tinggi.
Kemoradiasi adalah bentuk pengobatan kombinasi anatara radiasi dengan kemoterapi dengan tujuan untuk meninggikan respon radiasi. Kemoterapi disini bersifat sebagai radiosensitiser. Kemoradiasi dapat berbentuk neoadjuvant sebelum tindakan operasi, ataupun dapat berdiri sendiri tanpa operasi.
Radiasi intra/peri operatif dilakukan pada saat operasi sebelum luka operasi ditutup. Tekniknya dapat berupa:
  • Kontak radioterapi dengan menggunakan sinar elektron.
  • Brachyterapi.
Kegagalan radioterapi untuk mengeliminasi tumor dapat disebabkan beberapa hal:
  • Bila ukuran tumor terlalu besar
  • Bila volume radiasi tidak adekwat
  • Bila tumor ada dalam keadaan hypoxic
  • Bila tumor dalam siklus sel yang tidak berespon terhadap radiasi
  • Dosis total yang harus diberikan tidak sesuai oleh karena dibatasi oleh jaringan sehat sekitar tumor
Kemoterapi dan Radioterapi

Kemoterapi adalah nama yang diberikan untuk chemicals yang dapat membunuh sel kanker. Beberapa mendapatkan kemoterapi melalui mulut layaknya tablet atau obat-obatan lain. Beberapa lainnya harus diberikan melalui suntikan atau dengan tetesan ke pembuluh darah. Untuk anak-anak ada special tube yang disebut dengan central lines. Ada juga hidden tube yang disebut dengan vascuports atau portacaths.

Kemoterapi tidak hanya membunuh sel kanker, tapi juga memiliki efek samping yaitu dapat membunuh sel yang sehat. Ini artinya, penderita yang menjalani kemoterapi akan memiliki banyak efek samping. Radioterapi adalah perawatan tidak terlihat yang dengan sinar rays yang dapat membunuh sel kanker. Radioterapi diberikan dengan mesin besar. Saat menjalani radioterapi, penderita tidak akan merasakan apapun namun harus berhati-hai menjaga tubuh agar tidak bergerak supaya radioterapi mengenai bagian tubuh yang tepat. Sayangnya radioterapi juga membunuh sel yang sehat, inilah yang menyebabkan efek samping. Efek samping beragam, tergantung bagian tubuh mana yang diradioterapi.

Efek samping kemoterapi dan radioterapi antara lain :
-    kulit terasa sakit pada bagian yang mendapat radioterapi
-    Diare
-    Kebotakan
-    Lelah
-    Mulut kering
-    Tidak cukup sel darah
-    Menjadi lebih kurus atau lebih gendut

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Chabbs 69 | Bloggerized by Tyo Fadill - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons