6 Feb 2011

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) adalah : alat diagnostik imaging /pemeriksaan Radiologi berteknologi tinggi yang menggunakan medan magnit , frekwensi radio tertentu dan seperangkat komputer untuk menghasilkan gambaran potongan – potongan anatomi tubuh manusia. Dengan demikian , kita dapat melihat isi dalam tubuh tanpa harus melalui pembedahan.
 


MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sejarah:
  • Pada tanggal 3 juli 1877, merupakan awal MRI diuji untuk manusia.
  • Membutuhkan waktu 5 jam untuk menghasilkan sebuah gambar, dan jika dibandingkan dengan standar gambar yang sekarang sangatlah buruk.
  • Selama 7tahun Dr. Raymond Damadian, Dr. Larry Minkoff dan Dr. Michael Goldsmith menyelidiki hal ini dan akhirnya menemukannya dengan memberi nama mesin itu adalah “Indomitable” yang mempu mengambil gambar hanya dalam 1 detik dan saat ini mesin ini berada di Institusi Smithsonian.
Pengertian MRI
Seperti namanya Magnetic Resonance Imaging maka MRI terdiri atas 2 bagian pembahasan yaitu Magnet dan Resonansi. Komponen Sistem yang paling banyak adalah magnet. MRI menggunakan 0,5 tesla sampai 2,0 tesla (5.000-20.000 gauss).

 Kegunaan MRI
  • Diagnosa Multiple Sclerosis (MS)
  • Diagnosa Tumor
  • Diagnosa infeksi pada otak, tulang belakang, dan persendian
  • Memvisualisasikan ligamen pada pergelangan tangan, kaki, dan pergelangan kaki
  • Memvisualisasikan sakit pada bahu
  • Diagnosa otot Tendon
  • Mengevaluasi jaringan otot pada tubuh
  • Mengevaluasi tumor pada tulang , kista, dan penyakit hernia
  • Diagnosa Struk
 Kerugian MRI
  • Tidak semua orang dapat masuk ke mesin ini. Contoh:karena ukuran tubuh yang besar.
  • Adanya penyakit claustrophobic yang menyebabkan ketakutan yang berlebihan jika masuk kedalam tabung
  • Terdapat Noise yang sangat berlebihan selama masa scanning
  • Diharapkan kepada pasien agar tetap menjaga posisi tubuhnya selama masa scanning
  • MRI sangat mahal sekali, sehingga untuk melakukan diagnosa membutuhkan biaya yang besar
  • peralatan yang digunakan juga mengalami interferensi, sehingga mempengaruhi pola image yang dihasilkan
Cara Kerja MRI
MRI menerapkan getaran RF (Radio Frequency) hidrogen. Getaran tersebut langsung mengenai tubuh pasien. Getaran tersebut menyebabkan proton yang ada pada tubuh pasien diserab yang menghasilkan energi untuk membuatnya berputar (spin) dan precess (pergerakan lambat pada bagian axis) pada arah yang berbeda-beda. Bagian ini disebut dengan “resonance” atau resonansi. Proton yang menyebabkan hal itu terjadi apabila terdapat satu atau dua juta proton yang berbeda. Sehingga menghasilkan frekuensi resonansi yang disebut juga dengan “Larmour Frequency“. Lalu dihitung berdasarkan sebagian jaringan yang telah diambil dan berdasarkan kekuatan medan magnet pada bagian yang akan didiagnosa.
Getaran RF biasanya diterapkan menggunakan coil. Coil ini mempunyai berbagai macam jenis sesuai dengan digunakan untuk apa MRI tersebut. Misalnya untuk: kaki, bahu, kepala, persendian, leher dan lainnya. Pada saat yang bersamaan juga magnet bekerja. Magnet pada MRI mempunyai 3 tipe. yaitu:
  • Resistive magnets yang terdiri atas banyak coil yang membungkus silinder dan dilewatkan dengan arus listrik. Hal ini menyebabkan terjadinya medan magnet, jika listrik mati, maka magnet juga tidak aktif. Membutuhkan 50 KW dan menghasilkan 0,3 tesla.
  • Permanent magnet merupakan magnet yang permanen dan ukurannya besar dengan berat yang mencapai ribuan kilogram (7.711kg – 4.400 kg) dan menghasilkan 0.4 tesla.
  • Superconducting magnets biasanya jarang digunakan. Mirip dengan resistive magnet - dimana coil yang dialiri listrik ini diselubungi oleh cairan helium yang sangat dingin yaitu 452.4 derajat dibawah nol. Sehingga tabung MRI sangat dingin, namun hal tersebut dilapisi kembali dengan vacumm flask. Menghasilkan 0.5-tesla sampai 2.0-tesla, dan menghasilkan kualitas image yang sangat baik.
Kemudian hasilnya disebut dengan “slice” ataupun potongan-potongan. Besarnya hanya beberapa milimeter saja dan hasilnya sangatlah presisi. Mesin ini akan secara otomatis mengambil gambar perbagian dari tubuh pasien yang akan didiagnosa.
Saat getaran RF dimatikan, proton hidrogen menjadi lambat kembali kebentuk awalnya yang menyebabkan terjadinya pelepasan energi, sehingga kemudian proton tersebut ditanggap oleh medan magnetik. Setelah itu mengirimkannya ke coil dan kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke komputer. Data yang diperoleh diproses oleh komputer dengan menggunakan transformasi Fourier.
http://vivi06fisika.files.wordpress.com/2010/03/koil-dalam-mri.gif  

 Gambar MRI
Pada dasarnya gambar yang dihasilkan oleh MRI sama dengan X-ray dan CT Scan karena menggunakan radiasi ionisasi (ionizing radiation).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQz9FLJO5FnvaBokpXHemnCp4G_ku7oAX-N4u-AnRhukXeTlgyvrGpYRy_rETOxXY4K-rk8IuXBcrPXkIyFXpLsQ6N3UreKWibH8aYEFIxyTOFsQbLBmUFd1kVPnSDMxhIYDgpthreWA/s320/5.PNG      http://www.medicexchange.com/news/wp-content/uploads/2010/11/fMRI-Brain.jpeg

 Metode dalam Pengolahan “image” MRI
  • Physically and statistically based deformable models
  • Deformable organisms
  • Deformable spatio-temporal shape models: extending ASM to 2D+Time
  • Modeling prior shape and appearance knowledge in watershed segmentation
  • Intelligent deformable organisms
  • Physics-based shape deformations
  • Insight Toolkit (ITK) where combine Image Processing in MATLAB with deformable organism framework
Deformable Organism
Deformable organism merupakan ide baru dalam analis medical image,yang menggunakan model artificial life (AL) untuk melengkapi metode model deformable klasik, dengan mekanisme kontrol intelligent deformation.
Didesain dengan artificial life (AL) dengan arsitektur layer: geometry, physic, behavior, dan cognitive
Model deformable didesain untuk melokasikan dan menganalisa struktur anatomi yang diterapkan pada medical image. pengolahannya berdasarkan mekanisme high-level decision (keputusan tertinggi) dan pengendalian perubahan bentuk (deformation-control) serta bertingkahlaku selayaknya sistem yang sudah mempunyai kemampuan berpikir sendiri.

Perbedaan MRI dengan CT scan
MRI menggunakan magnit , tidak menggunakan sinar X . CT scan menggunakan sinar X.
Pemeriksaan MRI dan CT scan saling melengkapi , ada keunggulan dan kekurangannya
masing – masing .
MRI lebih unggul untuk pemeriksaan sumsum tulang belakang , kelainan otak
( deteksi stroke awal ) , sendi – sendi , otot , pembuluh darah , kelainan saluran
empedu .
MRI mampu membuat potongan horizontal , longitudinal dan coronal tanpa mengubah
posisi pasien .

MRI AIRIS II :
Merupakan alat MRI dengan kekuatan 0,3 T , permanen magnit , menghasilkan gambar yang tajam dan akurat , telah memenuhi standard pemeriksaan MRI yang baik . Menggunakan komputer high resolution . Khusus untuk meja pemeriksaan ( Gantry ) : dirancang “ open gantry “ , agar pasien tidak mengalami claustrophobia ( takut masuk kedalam suatu lorong ) .

Catatan : banyak alat MRI menggunakan closed gantry , pasien dimasukkan kedalam suatu lorong . Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan MRI AIRIS II antara lain :
1. Pemeriksaan otak ( Brain ) , lebih sensitif mendeteksi stroke dibanding CT scan .
2. Pemeriksaan sumsum tulang belakang ( Spine ) .
3. Pemeriksaan sendi , tulang dan otot ( Musculosceletal ) .
4. Pemeriksaan pembuluh darah otak ( Cerebral Angiografi ) .
5. Pemeriksaan kantong empedu dan salurannya ( MRCP ) .
6. Pemeriksaan liver , empedu , Pancreas , limpa , Ginjal .
7. Pemeriksaan pembuluh darah besar didalam rongga dada ( Mediastinum ) dan rongga
perut .
8. Pemeriksaan rahim dan sekitarnya ( organ dalam rongga Pelvis / abdomen bawah
wanita ) .
9. Pemeriksaan Prostat ( pada laki-laki ) .

Tata cara pemeriksaan dan apa yang akan dialami pasien saat pemeriksaan MRI :
- Pasien berbaring telentang .
- Meja MRI akan diatur oleh operator MRI .
- Pasien akan mendengarkan suara seperti suara ketukan selama berjalannya
pemeriksaan .
- Pasien boleh didampingi oleh 1 orang pengantar .
- Selama pemeriksaan pasien akan selalu dibawah pwengawasan petugas MRI .
- Bila ada kondisi yang kurang nyaman , pasien dapat memberi tanda kepada petugas .
- Pada umumnya pemeriksaan MRI membutuhkan waktu sekitar 15 – 30 menit .
- Setelah pemeriksaan selesai , pasien dapat melakukan aktifitas seperti biasa .

Pemeriksaan MRI aman dilakukan karena tidak menggunakan sinar X atau bahan
radioaktif , meskipun demikian ; wanita dengan kehamilan muda ( Trimester I )
tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan MRI .

MRI tidak bisa dilakukan pada :
- Pasien yang menggunakan pace maker .
- Pasien yang menggunakan klip pembuluh darah dan bersifat ferromagnetis
( bahan yang tertarik oleh magnit ) .
- Pasien dengan benda asing logam ( gram ) pada mata atau tempat lain .

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Chabbs 69 | Bloggerized by Tyo Fadill - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons